Kita sudah lama kenal satu sama lain. Kenangan awal tentang dirimu masih ada di pikiranku. Semua sepertinya berawal dari tatap. Dan baru kali akhir-akhir tahun ini kita mulai dekat, di saat masa-masa liburan dimulai.
"Summer after high school when we first met"
Kita jarang sekali untuk berbicara depan mata. Melihat mu dari kejauhan saja aku sudah gugup bagaimana untuk menatap mu secara dekat.
Tapi ...
Perlahan dan perlahan... Entah aku lupa bagaimana ini semua berawal dan terjadi.
Kita menjadi dekat.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari aku menunggu balasan dari mu lewat handphone ataupun laptop. Pagi aku tidak lupa mengabarimu, menanyakan, ataupun juga tertawa karena tingkah laku dan balasan-balasan konyolmu.
Sungguh aku juga masih bingung bagaimana semua ini berawal.
Seharusnya aku juga sudah menduganya, bahwa ini akan terjadi.
Tenggelam dan terbawa ke arus yang sama,
Jatuh lagi di lubang yang sama,
Sampai-sampai aku sudah merasa pulih dari phobia ku.
Philophobia.
Aku awalnya tidak ingin perasaan ini terjadi lagi padaku, karena aku sudah pernah merasakannya.
Tidak hanya sekali ataupun dua kali.
Dan banyak perasaan perasaan aneh yang di rasakan. Apalagi.. jika berada di dekatmu.
Kita sungguh bertolak belakang. Sangat sangat bertolak belakang.
Dengan perbedaan yang kita miliki, opini-opini, dan berbeda pendapat banyak hal yang mesti kita sesuaikan dan kita mengerti. Agar bisa lebih mengerti satu sama lain. Kata mu "Justru itu kita bisa melengkapi kekurangan masing-masing". Aku hanya tersenyum.
Sehari-hari membuka dan membaca balasanmu itu seperti keseharian yang terharuskan. Aku pun gelisah jika tidak melihat ataupun membalas chat-mu. Hal yang aneh bukan?
Membicarakan hal-hal yang sebenernya tidak penting dan aneh. Tidak jelas dan kadang suka memaki satu sama lain. Tetapi...
Kadang ada rasa dimana aku gelisah...
takut...
khawatir...
Apakah semua ini hanya lelucon?
Apakah semua ini akan berakhir?
Kalaupun berakhir bagaimana aku dengannya?
Apakah kita akan berbeda?
Karena sehari-hari berbalas chat, menanyakan kabar masing-masing, menanyakan sedang apa, atau kami saling mengkhawatirkan satu sama lain. Seperti telepati kami sepertinya tau perasaan satu sama lain walaupun itu hanya sekedar tebakan semata. Dan... bagaimanapun juga.
Kita tidak pernah memberi tau perasaan kita sendiri.
We Never Told Our Feelings.
"Summer after high school when we first met"
Kita jarang sekali untuk berbicara depan mata. Melihat mu dari kejauhan saja aku sudah gugup bagaimana untuk menatap mu secara dekat.
Tapi ...
Perlahan dan perlahan... Entah aku lupa bagaimana ini semua berawal dan terjadi.
Kita menjadi dekat.
Sepertinya sudah menjadi kebiasaan sehari-hari aku menunggu balasan dari mu lewat handphone ataupun laptop. Pagi aku tidak lupa mengabarimu, menanyakan, ataupun juga tertawa karena tingkah laku dan balasan-balasan konyolmu.
Sungguh aku juga masih bingung bagaimana semua ini berawal.
Seharusnya aku juga sudah menduganya, bahwa ini akan terjadi.
Tenggelam dan terbawa ke arus yang sama,
Jatuh lagi di lubang yang sama,
Sampai-sampai aku sudah merasa pulih dari phobia ku.
Philophobia.
Aku awalnya tidak ingin perasaan ini terjadi lagi padaku, karena aku sudah pernah merasakannya.
Tidak hanya sekali ataupun dua kali.
Dan banyak perasaan perasaan aneh yang di rasakan. Apalagi.. jika berada di dekatmu.
Kita sungguh bertolak belakang. Sangat sangat bertolak belakang.
Dengan perbedaan yang kita miliki, opini-opini, dan berbeda pendapat banyak hal yang mesti kita sesuaikan dan kita mengerti. Agar bisa lebih mengerti satu sama lain. Kata mu "Justru itu kita bisa melengkapi kekurangan masing-masing". Aku hanya tersenyum.
Sehari-hari membuka dan membaca balasanmu itu seperti keseharian yang terharuskan. Aku pun gelisah jika tidak melihat ataupun membalas chat-mu. Hal yang aneh bukan?
Membicarakan hal-hal yang sebenernya tidak penting dan aneh. Tidak jelas dan kadang suka memaki satu sama lain. Tetapi...
Kadang ada rasa dimana aku gelisah...
takut...
khawatir...
Apakah semua ini hanya lelucon?
Apakah semua ini akan berakhir?
Kalaupun berakhir bagaimana aku dengannya?
Apakah kita akan berbeda?
Karena sehari-hari berbalas chat, menanyakan kabar masing-masing, menanyakan sedang apa, atau kami saling mengkhawatirkan satu sama lain. Seperti telepati kami sepertinya tau perasaan satu sama lain walaupun itu hanya sekedar tebakan semata. Dan... bagaimanapun juga.
Kita tidak pernah memberi tau perasaan kita sendiri.
We Never Told Our Feelings.
Komentar
Posting Komentar