Hello,
Ehem. Mungkin tidak perlu lagi mengenalkan diri, karna ya udah tertera juga namanya di blog haha.
Sedikit bercerita saja, post kali ini akan tentang curahan hati dari... hati saya sendiri (yoilah) dan post ini gak bakal formal jadi pake gue-elo aja ya.
Okay. Sesuai judul 21st Century Girl. Perempuan abad ke-21, kita sekarang ini tinggal di abad ke-21 atau era ke-21. Sebetulnya abad 21 itu panjang, kalau kata g..gle dari January 2001 sampai Desember 2100.
Menjadi seorang perempuan atau remaja di era-era ini sebenarnya susah-susah gampang, tetapi kalau dalam kasus gue sendiri... agak susah. Remaja sepertinya adalah mimpi seorang anak 12tahun. Dipandangannya menjadi remaja adalah sesuatu yang menyenangkan, terlihat bebas, lebih menyenangkan, masa-masa dimana kita akan berubah dari anak kecil menjadi dewasa dan lebih dewasa.
Tetapi, menjadi remaja sungguh lebih dr sekedar itu saja.odo
Di umur gue yang sudah beranjak 'dewasa' ini (yaitu 17 tahun) sebenernya sudah banyak hal yang gue bisa lakukan. Hal-hal yang gue dr umur 12 tahun impi-impikan, list down semuanya yang akan gue lakuin jika gue sudah menjadi 17 tahun. Kenyataannya... well.
Gue bukanlah remaja yang bisa sebebasnya pergi kemana-mana, pulang malam, ikut birthday party, nonton konser, dan pokoknya sekali di panggil atau diajak langsung bisa. No. I Can't.
And unfortunetly. Sadly. I can't.
Justru di usia ini gue merasa lebih di 'protect' sama orangtua gue, yang tadinya gue sudah bermimpi mimpi untung lebih sering jalan dan hangout bareng teman. Malah. Jarang.
Kalau ingin membuat janji atau ingin pergi-pergi gue harus bilang dari jauh-jauh hari. Paling mentok itu mungkin 3 hari... Dan karena itu gue tidak bisa menjadi remaja yang mendadak dangdut alias kalau diajakin hangout langsung kuy kuy aja. Harus di janjikan, di reservasikan, dijelaskan lebih dulu kepada ortu tercinta.
Mungkin kalian yang membaca berpikir "Yah elah gitu doang, gue lebih parah" atau "kasian banget sih lo gak di bolehin terus terusan sama orang tua. Di batesin gini gitu. Gak bebas" atau mungkin ada yang berpikiran "parah banget lo, ngejelek-jelekin ortu lo".
For who you think that i am insulting my parents or mocking them whatsover. Please look again, read from the first word. Gue gak ngejelek-jelekin mereka. Seperti gue bilang, ini curahan hati.
Gue tau pasti di luar sana, ada pembaca yang nasibnya atau dia mempunyai pengalaman yang sama seperti gue :) #yougogirl #yougoboy #atauapalah
Di Abad ini, era ini. Mencari teman, menjadi remaja yang baik, atau mencari sahabat merupakan hal yang... susah. Tetapi sekalinya gue mendapatkan teman dekat yang gue dekatt banget dan akhirnya sahabat. Gue tetep bareng mereka. Stay. Solid.
Truthfully,
Sejujurnya,
Gue pengen banget bisa kayak beberapa temen gue yang dia bisa langsung jalan kemana dan izin gampang. Gue pengen travel bareng sahabat-sahabat gue, pengen keliling-keliling bareng sahabat, Nginep, terus bisa makan makan hangout sampai malam, Bisa langsung ke rumah sahabat gue kalo mereka butuh gue, Bisa langsung pergi pergi. It's seriously what i want. Gak ribet. Hanya simple. More time with bestfriends.
Tapi gue tau alasan-alasan mengapa gue tidak langsung diperbolehkan pergi, atau kadang gak boleh pergi. Walaupun perginya cuma kerumah temen. Ke rumah teman aja kadang gak boleh gimana mau travel ke Jogja atau Sumatra :v.
Mereka pasti khawatir,
Takut terjadi apa-apa,
They just want the best for me, want me to be safe, to be healthy.
Di balik semua penolakannya pasti ada alasan. Apalagi pasti mereka lebih khawatir dengan hal-hal yang terjadi di jaman-jaman ini. Narkoba semakin merajalela, pemerkosaan, penculikan anak siang maupun malam hari, begal, dll.
Gue tau maksud mereka baik dan menjaga gue. I deeply respect that.
Tapi jujur gue ga bisa bohong, naluri remaja dan keinginan gue untuk bebas masih ada.
Cara orang menunjukkan rasa sayangnya beda-beda, dan orangtua gue menunjukkannya salah satunya adalah menjadi protektif.
Setidaknya gue nanti sudah berpikir bahwa kalau gue punya anak, gue bisa menyesuaikannya dengan jamannya dan membolehkannya untuk bermain dengan temannya (?). Karena semuanya berawal dari pengalaman gue dan gue tau betapa nyeseknya kalau kita udah ngurusin acara hangout udah seneng udah gak sabar tiba-tiba gak dibolehin. Lebih parah dari sakit hati kali.
#okelebay
Terkadang mereka bercerita tentang masa masa muda mereka, masa masa SMA, di saat kala main bersama teman-teman rumahnya. Dan gue mendengarnya dengan bahagia, membayangkan betapa serunya jaman dahulu. Dengerin ceritanya kadang nyesek T_T.
Anyway, Remaja abad ke 21.
Masuk ke jaman yang lebih modern dimana selfie adalah udah keseharian, socmed di sekeliling dan semuanya terhubung internet. #yayforinternet
Mungkin gue gak bisa 'You Only Live Once'
atau 'Live your life to the fullest and have fun'
atau 'Keep partying keep having fun'.
But let's just do our best!
Ambil positifnya dan buang negatifnya ;)
To My Parents. I love you. Thank you sudah merawat aku sampai sejauh ini, bisa tahan sama Nadhira Anjani yang banyak maunya terus kadang bawel :)
andd much more (?)
Ehem. Mungkin tidak perlu lagi mengenalkan diri, karna ya udah tertera juga namanya di blog haha.
Sedikit bercerita saja, post kali ini akan tentang curahan hati dari... hati saya sendiri (yoilah) dan post ini gak bakal formal jadi pake gue-elo aja ya.
Okay. Sesuai judul 21st Century Girl. Perempuan abad ke-21, kita sekarang ini tinggal di abad ke-21 atau era ke-21. Sebetulnya abad 21 itu panjang, kalau kata g..gle dari January 2001 sampai Desember 2100.
Menjadi seorang perempuan atau remaja di era-era ini sebenarnya susah-susah gampang, tetapi kalau dalam kasus gue sendiri... agak susah. Remaja sepertinya adalah mimpi seorang anak 12tahun. Dipandangannya menjadi remaja adalah sesuatu yang menyenangkan, terlihat bebas, lebih menyenangkan, masa-masa dimana kita akan berubah dari anak kecil menjadi dewasa dan lebih dewasa.
Tetapi, menjadi remaja sungguh lebih dr sekedar itu saja.odo
Di umur gue yang sudah beranjak 'dewasa' ini (yaitu 17 tahun) sebenernya sudah banyak hal yang gue bisa lakukan. Hal-hal yang gue dr umur 12 tahun impi-impikan, list down semuanya yang akan gue lakuin jika gue sudah menjadi 17 tahun. Kenyataannya... well.
Gue bukanlah remaja yang bisa sebebasnya pergi kemana-mana, pulang malam, ikut birthday party, nonton konser, dan pokoknya sekali di panggil atau diajak langsung bisa. No. I Can't.
And unfortunetly. Sadly. I can't.
Justru di usia ini gue merasa lebih di 'protect' sama orangtua gue, yang tadinya gue sudah bermimpi mimpi untung lebih sering jalan dan hangout bareng teman. Malah. Jarang.
Kalau ingin membuat janji atau ingin pergi-pergi gue harus bilang dari jauh-jauh hari. Paling mentok itu mungkin 3 hari... Dan karena itu gue tidak bisa menjadi remaja yang mendadak dangdut alias kalau diajakin hangout langsung kuy kuy aja. Harus di janjikan, di reservasikan, dijelaskan lebih dulu kepada ortu tercinta.
Mungkin kalian yang membaca berpikir "Yah elah gitu doang, gue lebih parah" atau "kasian banget sih lo gak di bolehin terus terusan sama orang tua. Di batesin gini gitu. Gak bebas" atau mungkin ada yang berpikiran "parah banget lo, ngejelek-jelekin ortu lo".
For who you think that i am insulting my parents or mocking them whatsover. Please look again, read from the first word. Gue gak ngejelek-jelekin mereka. Seperti gue bilang, ini curahan hati.
Gue tau pasti di luar sana, ada pembaca yang nasibnya atau dia mempunyai pengalaman yang sama seperti gue :) #yougogirl #yougoboy #atauapalah
Di Abad ini, era ini. Mencari teman, menjadi remaja yang baik, atau mencari sahabat merupakan hal yang... susah. Tetapi sekalinya gue mendapatkan teman dekat yang gue dekatt banget dan akhirnya sahabat. Gue tetep bareng mereka. Stay. Solid.
Truthfully,
Sejujurnya,
Gue pengen banget bisa kayak beberapa temen gue yang dia bisa langsung jalan kemana dan izin gampang. Gue pengen travel bareng sahabat-sahabat gue, pengen keliling-keliling bareng sahabat, Nginep, terus bisa makan makan hangout sampai malam, Bisa langsung ke rumah sahabat gue kalo mereka butuh gue, Bisa langsung pergi pergi. It's seriously what i want. Gak ribet. Hanya simple. More time with bestfriends.
Tapi gue tau alasan-alasan mengapa gue tidak langsung diperbolehkan pergi, atau kadang gak boleh pergi. Walaupun perginya cuma kerumah temen. Ke rumah teman aja kadang gak boleh gimana mau travel ke Jogja atau Sumatra :v.
Mereka pasti khawatir,
Takut terjadi apa-apa,
They just want the best for me, want me to be safe, to be healthy.
Di balik semua penolakannya pasti ada alasan. Apalagi pasti mereka lebih khawatir dengan hal-hal yang terjadi di jaman-jaman ini. Narkoba semakin merajalela, pemerkosaan, penculikan anak siang maupun malam hari, begal, dll.
Gue tau maksud mereka baik dan menjaga gue. I deeply respect that.
Tapi jujur gue ga bisa bohong, naluri remaja dan keinginan gue untuk bebas masih ada.
Cara orang menunjukkan rasa sayangnya beda-beda, dan orangtua gue menunjukkannya salah satunya adalah menjadi protektif.
Setidaknya gue nanti sudah berpikir bahwa kalau gue punya anak, gue bisa menyesuaikannya dengan jamannya dan membolehkannya untuk bermain dengan temannya (?). Karena semuanya berawal dari pengalaman gue dan gue tau betapa nyeseknya kalau kita udah ngurusin acara hangout udah seneng udah gak sabar tiba-tiba gak dibolehin. Lebih parah dari sakit hati kali.
#okelebay
Terkadang mereka bercerita tentang masa masa muda mereka, masa masa SMA, di saat kala main bersama teman-teman rumahnya. Dan gue mendengarnya dengan bahagia, membayangkan betapa serunya jaman dahulu. Dengerin ceritanya kadang nyesek T_T.
Anyway, Remaja abad ke 21.
Masuk ke jaman yang lebih modern dimana selfie adalah udah keseharian, socmed di sekeliling dan semuanya terhubung internet. #yayforinternet
Mungkin gue gak bisa 'You Only Live Once'
atau 'Live your life to the fullest and have fun'
atau 'Keep partying keep having fun'.
But let's just do our best!
Ambil positifnya dan buang negatifnya ;)
To My Parents. I love you. Thank you sudah merawat aku sampai sejauh ini, bisa tahan sama Nadhira Anjani yang banyak maunya terus kadang bawel :)
andd much more (?)
Komentar
Posting Komentar